Pangkas rambut di Jepang sangat mahal, namun setara dengan pelayanan dan fasilitasnya. Tukang pangkas rambutnya biasanya sudah les dan praktek selama kurang lebih 1 tahun dan mendapatkan shikaku (ijin) untuk bisa memangkas rambut. Jadi tidak sembarangan orang. Juga masih ada banyak kelebihan pangkas rambut di Jepang dibandingkan di Indonesia.
Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, di Jepang ada salon pangkas rambut yang tarifnya lumayan mahal (4000-8000 yen), namun juga ada yang merakyat (1000 Yen). Karena saya sendiri adalah seorang mahasiswa, maka saya pun selalu memilih pangkas rambut 1000 Yen. Makanya saya bisa menulis tentang pangkas rambut 1000 Yen.
Layanan Pangkas Rambut di Jepang
Dibanding Jepang, pangkas rambut di Indonesia gak ada apa-apanya. Dari luar toko kita bisa lihat tanda waktu lama menunggu giliran. Saya sendiri biasanya masuk kalau waktu menunggu sekitar 5-10 menit. Lalu, saat masuk ke dalam toko pangkas rambut 1000 Yen, teman-teman pasti merasa nyaman. Itu karena AC menyala pada musim panas dan penghangat udara pada musim dingin. Di dekat pintu masuk, selalu ada jidou hanbaiki (mesin tiket otomatis) untuk membeli tiket pangkas rambut. Teman-teman tinggal memasukkan lembaran uang 1000 Yen, lalu tiket pangkas rambut akan keluar. Ambil tiket itu, lalu kita bisa duduk menunggu giliran.
Saat giliran kita datang, berikan tiket yang kita sudah beli tadi. Ini adalah bukti kita sudah membayar. Tukang pangkas rambut pun dengan ramah mengambil barang bawaan kita lalu menyimpannya masuk ke dalam lemari di bawah kaca rias. Selain itu kacamata juga diletakkan di tempatnya.
Saat akan mulai, tukang pangkas rambut pasti berbicara “Yoroshiku Onegaishimasu”, yang artinya tolong ya. Silakan teman-teman menjawab, “Kochira koso, yoroshiku onegaishimasu.”
Dia kemudian bertanya bagaimana model rambut yang diinginkan. Kalau teman-teman tidak tahu, bilang saja, “Watashi ni au kamigata.” (Model rambut yang cocok sama saya).
Dia kemudian akan melilitkan neck paper, kertas pelindung di leher. Lalu kemudian jas putih untuk melindungi tubuh dari rambut yang jatuh. Tempat duduk juga akan disesuaikan dengan tinggi badan kita.
Tukang pangkas rambut akan dengan cepat menyelesaikan tugasnya. Kala memotong dia juga terkadang berhenti, memberikan kacamata kepada saya, lalu meminta saya untuk memastikan model rambut apakah sesuai keinginan atau tidak. Karena saya yang ingin berhemat, saya selalu bilang, “potong kira-kira satu centi lagi.” Lalu meletakkan kembali kacamata di tempatnya.
Kalau model rambut dirasa sudah pas, dia akan melonggarkan sedikit jas pelindung lalu mengambil semacam alat penyedot. Bentuknya mirip sekali dengan vacuum cleaner lengkap dengan selangnya. Dengan selang ini, tukang pangkas rambut akan membersihkan potongan-potongan rambut hingga tidak tersisa sehelaipun. Tidak ada yang namanya dicukur pakai silet atau diberikan sabun mandi. Tidak ada juga yang namanya namun tersisa di kepala.
Selesai pangkas rambut, dia pasti menanyakan apakah mau sisirnya atau tidak. Sebab di Jepang, sisir hanya untuk sekali pakai. Begitu juga dengan neck paper dan jas pelindung. Kalau sudah dipakai, harus dibuang. Katanya untuk menjaga supaya higienis. Beda bukan dengan di Indonesia?
Saat sudah selesai potong rambut, tas akan dikembalikan. Dia pun membungkuk dengan ramah mengucapkan terimakasih karena sudah menggunakan layanan pangkas rambut 1000 Yen. Rambut-rambut yang jatuh di lantai di sapu dan dia kemudian menyalakan sekali lagi mesin penyedot. Semua rambut yang jatuh di lantai itu tersedot, tak tersisa sedikit pun. Tempat duduk kembali jadi bersih lagi. Beda dengan di Indonesia yang potongan rambutnya dibiarkan begitu saja.
Jadi sudah tahu kan bagaimana potong rambut di Jepang? Biarpun mahal, layanan pangkas rambut 1000 Yen beda sekali dengan di Indonesia. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi teman-teman.
Sumber Gambar: Flickr Meredith P.