Teman-teman pasti sudah tahu bagaimana mengucapkan salam di Jepang? Benar! Di Jepang, orang saling menyapa atau mengucapkan dengan saling membungkuk, atau dikenal dengan istilah Ojigi. Selain itu, membungkuk juga dapat diartikan mengucapkan terima kasih, memohon maaf, atau meminta bantuan orang lain. Namun tidak asal membungkuk loh teman-teman!
Membungkuk ini ternyata ada aturannya, dan tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan. Semakin rendah dan lama menunduk menunjukkan rasa hormat yang semakin besar. Biasanya digunakan dalam percakapan sesama rekan bisnis, antara dosen dengan mahasiswa, atau bos dengan pegawai. Sifatnya juga resmi. Sementara itu, menganggukkan kepala dengan pelan biasa dipakai untuk percakapan sehari-hari dan bersifat informal. Pria biasanya akan meletakan kedua tangannya di samping paha mereka ketika membungkuk, sedangkan wanita akan menaruh tangan mereka di atas paha mereka.
Jika berada di atas lantai tatami, teman-teman jangan membungkuk, melainkan dengan berlutut (kedua kaki dilipat ke dalam menempel dengan paha) dan menundukkan kepala. Berlutut juga bisa diartikan sebagai permohonan maaf.
Namun, mayoritas orang Jepang tidak mempermasalahkan tata krama dalam mengucapkan salam atau membungkuk ini, khususnya bagi orang asing. Teman-teman dapat mengucapkan salam dengan anggukan kepala atau senyuman.
Dalam acara-acara bisnis atau pertemuan formal, kartu nama dipertukarkan dalam perkenalan. Kartu nama ini berfungsi sebagai pengingat sekaligus menunjukkan identitas dari lawan bicara. Kalau sudah tahu posisi atau siapa lawan bicara, tentu bahan obrolan jadi lebih jelas bukan? Penulis juga memiliki kartu nama sejenis, meskipun saat ini hanya sebagai mahasiswa.
Saat memasuki toko atau restoran, teman-teman biasanya disapa oleh para penjaga toko dengan ucapan “Irasshaimase”. Nah, teman-teman cukup menganggukkan kepala sambil tersenyum untuk membalas salam tersebut. Saat hendak membayar atau meninggalkan toko, juga cukup menganggukkan kepala untuk mengatakan terima kasih.
Sumber gambar: ayojepang