Etika Masuk ke Rumah
Etika masuk ke rumah di Jepang ini terutama berkaitan dengan alas kaki. Batas luar dan dalam rumah biasanya ada di teras atau ruangan di depan pintu masuk (disebut Genkan). Jika teman-teman mengunjungi rumah, penginapan (khususnya yang berada di pedesaan), kuil/ tempat-tempat ibadah, atau restoran, etika masuk ke rumah berlaku. Alas kaki dari luar tidak boleh digunakan di dalam. Begitu juga dengan payung atau jas hujan. Pastikan untuk melipat dan meletakkannya di plastik (teman-teman harus membawanya sendiri) agar tidak membasahi lantai ruangan.
Cara Duduk di Jepang
Cara duduk di Jepang bisa dibilang mirip dengan cara duduk di Indonesia, termasuk kebiasaan untuk duduk di lantai. Teman-teman yang mengikuti acara-acara resmi atau tradisi di Jepang, seperti makan bersama atau upacara minum teh biasanya akan duduk di lantai atau di atas tatami. Berikut ini Tim Info Jepang sudah merangkum hal-hal terkait cara duduk di Jepang.
Mengucapkan Salam
Teman-teman pasti sudah tahu bagaimana mengucapkan salam di Jepang? Benar! Di Jepang, orang saling menyapa atau mengucapkan dengan saling membungkuk, atau dikenal dengan istilah Ojigi. Selain itu, membungkuk juga dapat diartikan mengucapkan terima kasih, memohon maaf, atau meminta bantuan orang lain. Namun tidak asal membungkuk loh teman-teman!
Merokok di Jepang
Di Jepang, mayoritas penduduknya tidak merokok. Untuk yang merokok, mayoritasnya adalah laki-laki muda hingga usia 35-40 tahun, atau bisa dibilang mulai dari remaja sampai pekerja muda. Rokok sendiri dapat dibeli di toko tembakau, toko swalayan (seperti 7-Eleven atau Lawson), dan melalui mesin penjual otomatis. Namun, Undang-undang Jepang melarang seseorang berusia di bawah 20 tahun untuk merokok maupun membeli rokok. Inilah mengapa di beberapa toko mungkin teman-teman akan diminta untuk menunjukkan identitas yang menunjukkan umur. Tim Info Jepang sudah merangkum beberapa hal terkait merokok di Jepang. Check this out!
Mengunjungi kuil di Jepang
Mayoritas masyarakat Jepang beragama/ menganut kepercayaan Shinto, itulah sebabnya ada banyak kuil Shinto di Jepang. Sementara itu, karena memiliki hubungan yang erat dengan Bangsa China di masa lampau, teman-teman juga dapat dengan mudah menemukan kuil Buddha. Untuk membedakan kuil Buddha dan Shinto, lihat namanya saja. Kuil Shinto biasanya disebut Jingu (Shrine), sementara kuil Buddha disebut Ji (Temples). Kalau di dalam website infojepang.net ini, teman-teman bisa melihat kumpulan objek-objek wisata kuil dalam kategori Temples (Kuil) di dalam bahasa Indonesia.
Kuil-kuil di Jepang memiliki pesona tersendiri, selain bangunan atau arsitekturnya yang khas, biasanya pemandangan di sekitar kuil dan patung atau arca yang ada di kuil-kuil tersebut tentu jadi objek yang bagus untuk diamati dan diabadikan saat liburan di Jepang. Tim Info Jepang sudah merangkum beberapa informasi terkait etika mengunjungi kuil di Jepang, baik mengunjungi kuil Buddha dan kuil Shinto di Jepang. Jangan sampai niat liburan, malahan malu atau dimarahi ya!
Etika Berlibur di Jepang
Jepang merupakan negara yang aman dan sangat terbuka bagi para wisatawan. Kita bisa melihat bagaimana orang Jepang sangat perhatian dan bersedia menunjukkan jalan atau mengantarkan kita ke tujuan ketika kita bertanya mengenai jalan. Alangkah baiknya kita juga disiplin dan menjaga etika berlibur di Jepang. Kali ini, Tim Info Jepang telah merangkum beberapa etika berlibur di Jepang yang penting untuk ditaati.
Yakin dengan itinerary kamu? Takut kesasar? Coba Tour Guide Online!