Cara duduk di Jepang bisa dibilang mirip dengan cara duduk di Indonesia, termasuk kebiasaan untuk duduk di lantai. Teman-teman yang mengikuti acara-acara resmi atau tradisi di Jepang, seperti makan bersama atau upacara minum teh biasanya akan duduk di lantai atau di atas tatami. Berikut ini Tim Info Jepang sudah merangkum hal-hal terkait cara duduk di Jepang.
Posisi duduk formal
Posisi atau cara duduk yang paling umum ditemui (baik untuk laki-laki dan perempuan) adalah dengan berlutut atau sering disebut dengan seiza. Posisi duduk ini akan membuat betis cepat menjadi lelah dan kesemutan apalagi bagi yang tidak biasa. Orang-orang Jepang biasanya memaklumi hal ini. Mereka biasanya mengijinkan para turis untuk duduk dengan posisi yang nyaman. Namun, saran Tim Info Jepang, usahakan teman-teman bisa bertahan di posisi duduk berlutut yang menunjukkan rasa hormat kepada tuan rumah. Jika lelah, teman-teman bisa mencoba posisi duduk non-formal.
Posisi duduk non-formal
Mayoritas turis akan duduk dengan posisi non-formal. Laki-laki duduk bersila atau menyilangkan kaki dan melipatnya ke dalam. Sementara itu, wanita melipat kakinya ke samping tubuh, biasanya ke sisi kanan. Saat duduk, usahakan tidak terlalu sering menggerakkan kaki atau mengubah posisi duduk teman-teman ya. Karena sering dianggap mengganggu acara dan membuat kegaduhan, apalagi untuk acara-acara resmi.
Urutan tempat duduk
Tamu yang dianggap paling penting duduk di kursi terhormat (atau disebut kamiza). Lokasi kamiza biasanya di tengah-tengah ruangan dan paling jauh dari pintu masuk. Sementara pelayan atau tuan rumah biasanya duduk di dekat pintu.
Saran Tim Info Jepang, teman-teman bisa mengambil tempat di sekitar pintu masuk. Jauh lebih sopan bagi orang asing untuk pindah tempat duduk ke posisi yang lebih terhormat daripada sebaliknya. Jika ada tokonoma (tulisan, pajangan/ dekorasi, atau bunga) di dalam ruangan, teman-teman harus duduk menghadap tokonama.
Sumber gambar: Tamaki Sono
